In this episode, we'll dive into a tale of mistaken identity when a soccer-loving kid learns a valuable lesson about responsibility after a playful kick turns into a market commotion.
Id: Pada suatu pagi yang cerah, pasar menjadi sangat ramai.
En: On a bright morning, the market became very crowded.
Id: Surya, seorang anak lelaki yang gemar bermain bola, berjalan dengan gembira bersama kedua sahabatnya, Andini dan Arief.
En: Surya, a boy who loves playing soccer, walked joyfully with his two friends, Andini and Arief.
Id: Mereka berencana untuk membeli camilan dan barang-barang kecil yang menarik di pasar tersebut.
En: They planned to buy snacks and interesting little items at the market.
Id: Sambil berjalan, mata Surya tertuju pada sesuatu yang bulat dan berduri.
En: As they walked, Surya's eyes were drawn to something round and spiky.
Id: Di kepala Surya, tanpa pikir panjang, itu adalah sebuah bola sepak yang aneh.
En: In Surya's mind, without hesitation, it was a strange soccer ball.
Id: Dengan semangat, Surya pun langsung mengambil langkah lari kecil dan menendang 'bola' itu dengan kuat.
En: With excitement, Surya immediately took small steps and kicked the "ball" hard.
Id: Namun, ternyata itu bukan bola!
En: However, it turned out it wasn't a ball!
Id: Itu adalah buah durian yang sangat harum dan juga sangat bernilai bagi penjualnya.
En: It was a very fragrant and valuable durian fruit for its seller.
Id: Buah durian itu terbang dan mendarat tepat di dekat kaki seorang penjual yang terkenal karena sikapnya yang mudah marah.
En: The durian flew and landed right near the feet of a seller known for his easily angered demeanor.
Id: Penjual itu, Pak Gondrong, menengok dengan wajah merah padam, melihat buah durian kesayangannya lebam.
En: The seller, Pak Gondrong, looked over with a face flushed red, seeing his beloved durian bruised.
Id: Raut marahnya jelas terlihat menyeramkan.
En: His angry expression was clearly intimidating.
Id: "Siapa yang berani membuat rusuh di pasar ini!
En: "Who dares to cause a disturbance in this market!"
Id: " teriak Pak Gondrong sambil mencari si pembuat onar.
En: Pak Gondrong shouted, while looking for the troublemaker.
Id: Surya, Andini, dan Arief terpaku, menahan napas, tidak tahu harus bagaimana.
En: Surya, Andini, and Arief were stunned, holding their breath, not knowing what to do.
Id: Surya tahu dia harus bertanggung jawab, tapi dia takut akan kemarahan Pak Gondrong.
En: Surya knew he had to take responsibility, but he was afraid of Pak Gondrong's anger.
Id: Andini, yang selalu punya ide, bisik-bisik kepada Surya dan Arief, "Mari kita bicara dengan Pak Gondrong, kita harus minta maaf dan menjelaskan semuanya.
En: Andini, who always had ideas, whispered to Surya and Arief, "Let's talk to Pak Gondrong, we have to apologize and explain everything."
Id: "Dengan langkah gontai, ketiganya menghampiri Pak Gondrong.
En: With unsteady steps, the three approached Pak Gondrong.
Id: Surya mengumpulkan keberanian dan mengatakan, "Pak, saya minta maaf.
En: Surya gathered his courage and said, "Sir, I'm sorry.
Id: Saya kira itu bola, jadi saya tendang tanpa sengaja.
En: I thought it was a ball, so I accidentally kicked it.
Id: Saya benar-benar tidak bermaksud merusak dagangan Pak.
En: I really didn't mean to damage your merchandise."
Id: "Melihat raut takut dan sesal di wajah Surya, hati Pak Gondrong pelan-pelan luluh.
En: Seeing fear and remorse in Surya's face, Pak Gondrong's heart slowly softened.
Id: Dia menghela napas dan berkata, "Baiklah, saya tahu kamu tidak sengaja.
En: He sighed and said, "Alright, I know you didn't mean to.
Id: Tapi, kamu harus belajar untuk lebih hati-hati.
En: But, you need to learn to be more careful."
Id: "Untuk menebus kesalahan, Surya dan teman-temannya menawarkan untuk membantu Pak Gondrong di pasar sampai hari itu berakhir.
En: To make amends, Surya and his friends offered to help Pak Gondrong at the market until the end of the day.
Id: Pak Gondrong pun dengan berat hati setuju.
En: Reluctantly, Pak Gondrong agreed.
Id: Hari itu mereka semua belajar tentang pentingnya tanggung jawab dan kehati-hatian.
En: That day, they all learned about the importance of responsibility and caution.
Id: Ketika sore hari tiba dan pasar mulai sepi, Pak Gondrong dengan senyum mengucapkan terima kasih kepada Surya, Andini, dan Arief.
En: When evening arrived and the market began to empty, Pak Gondrong smiled and thanked Surya, Andini, and Arief.
Id: Mereka semua berpisah dengan perasaan lega dan puas, tahu bahwa mereka telah melakukan hal yang benar untuk memperbaiki kesalahan.
En: They all parted with a feeling of relief and satisfaction, knowing that they had done the right thing to make amends.
Id: Dan untuk Surya, ini adalah pelajaran berharga tentang perbedaan antara bola sepak dan buah durian.
En: And for Surya, this was a valuable lesson about the difference between a soccer ball and a durian fruit.